Selasa, 26 Januari 2016

KELUARGA ALLAH YANG MISIONER



KISAH PARA RASUL 18 : 1-4

“Keluarga Allah yang Misioner” akan menjadi tema pelayanan kita selama tahun 2016. Mengapa kita mengangkat tema ini? Pertama, Keluarga adalah lembaga yang sangat penting di mata Tuhan. Apa yang penting bagi Tuhan menjadi penting bagi kita. Dialah yang membentuk keluarga untuk melanjutkan misiNya. Fenomena akhir-akhir ini, topik keluarga banyak dibicarakan terutama karena semakin maraknya kasus-kasus yang menimpa keluarga yang mengakibatkan kehancuran rumah tangga. Iblispun gencar untuk menghancurkan, maka hanya dengan kekuatan Firmanlah, keutuhan keluarga dapat ditingkatkan. Kedua, Gereja mempunyai visi yang jelas agar menjadi gereja atau jemaat yang misioner. Setiap anggota jemaat perlu kesatuan pandangan atau pemahaman akan hal ini, agar dapat mengerjakan misi secara bersama-sama. Setiap anggota dapat menjalankan perannya selaras dengan visi yang Tuhan sudah tanamkan di dalam gerejaNya. Semua anggota, baik Pendeta, Majelis, Komisi dan setiap keluarga mau “tunduk” pada visi Tuhan, sehingga apa yang diharapkan menjadi “Gereja Keluarga” dapat menjadi kenyataan. Apakah sejauh ini kita sudah merasa satu keluarga yang bersatu?

Setiap orang yang sudah percaya dan menerima  Yesus  sebagai Tuhan dan Juruselamat  menjadi anak-anak Allah yang juga disebut sebagai anggota keluarga Allah (bnd. Ef. 2: 19).  Gereja adalah keluarga Allah yang rohani. Allah sendiri yang menjadi kepala atau pemimpin yang mengarahkan “keluargaNya” untuk hidup sesuai dengan rencana dan tujuanNya. Dengan demikian setiap anggota tidak berjalan masing-masing sesuai kemauan sendiri, akan tetapi berjalan sesuai dengan “aturan/perintah” Allah. Allah sendirilah yang bernisiatif untuk mendirikan gerejanya di muka bumi untuk aktif menjalankan misi Allah.  Ada ungkapan penting berbunyi “Gereja ada karena misi, Gereja ada untuk misi”. Gereja yang missioner diartikan gereja yang melayani dan memberitakan Injil serta ikut peka dalam permasalahan sosial umat atau bangsa menciptakan suasana damai, rukun, sejahtera. Gereja yang missioner adalah aktif dalam menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah, senantiasa aktif meningkatkan kemitraan dengan gereja-gereja atau lembaga-lembaga misi lainnya. Jadi sebagaimana Gereja yang bersifat misioner, demikian juga keluarga Kristen juga bersifat misioner. Tanpa rasa panggilan yang kuat terhadap pekerjaan misionernya, Gereja tidak dapat menganggap dirinya bersifat am dan bersifat rasuli. Gereja/keluarga yang misioner adalah gereja/keluarga yang memahami dan menjalankan panggilannya, baik amanat budaya maupun amanat agung, yakni membagikan Injil sampai  ke ujung bumi dan sampai ke akhir zaman.

Gereja yang bertumbuh bukan karena dipenuhi oleh banyak orang, tetapi gereja yang setiap anggotanya berperan aktif dalam persekutuan, pelayanan dan misi. Peran aktif itu dimulai dari keluarga, sebagai lembaga terkecil dalam Gereja. Di dalam Alkitab terdapat satu contoh, yaitu keluarga Akwila dan Priskila. Dari teladan mereka, kita mendapati beberapa ciri keluarga yang misioner.

1.       KELUARGA YANG MISIONER ADALAH KELUARGA YANG SUDAH DIPERBAHARUI

Akwila dan Priskila adalah orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, sebelum mereka bertemu dengan Rasul Paulus di Korintus.  Mereka berada di Korintus oleh karena perintah Kaisar Klaudius, supaya semua orang Yahudi keluar dari Roma (ay. 1-2). Kemungkinan besar mereka berada di Yerusalem pada hari Pentakosta dan mengalami pertobatan dan pembaruan saat itu (bnd. Kis.2: 38). Akan tetapi juga mereka banyak mendapat pengajaran Firman selama bersama-sama dengan Paulus di rumah mereka di Korintus, yang pasti Firman Tuhan semakin meneguhkan iman dan membarui hati mereka. Pertobatan (Metanoia) merubah orientasi hidup yang bersifat antroposentris (berpusat pada manusia) menjadi Teosentris (berpusat atau tunduk kepada Allah).

2.       KELUARGA YANG MISIONER ADALAH KELUARGA YANG SIAP MELAYANI

a.       Melayani bersama-sama. Jika kita memperhatikan Alkitab, setiap kali kita membaca tentang Akwila dan Priskila, mereka selalu disebutkan bersama-sama (Kis. 18: 2, 18, 19, 26, Rom.16: 3, 1 Kor. 16: 19, 2 Tim.4 : 19). Ini menunjukkan bahwa keduanya adalah satu tim yang kompak, sehati dan setujuan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa suami istri dapat menjadi satu tim (satu kekuatan) dalam melayani Tuhan.  Salah satu ukuran keberhasilan sebuah keluarga Kristen terletak pada kebersamaan dalam melayani Tuhan.
b.      Melayani dengan apa yang ada pada mereka. Profesi atau keahlian mereka adalah tukang kemah atau pembuat tenda (ay.3), mereka menekuni profesi itu. Namun demikian, mereka tahu bahwa profesi atau keahlian yang ada harus dipakai untuk melaksanakan misi Tuhan, yakni memenangkan jiwa. Selain itu, rumah mereka juga terbuka bagi Paulus (Hamba Tuhan), tetapi juga bagi jemaat. Dalam 1 Korintus 16: 19 dan Roma 16: 5, kita dapat mengetahui bahwa baik di Korintus maupun di Roma, setiap Minggu orang-orang percaya selalu berkumpul dan beribadah di rumah mereka.
c.       Melayani di tempat di manapun mereka berada. Pada waktu Akwila dan Priskila membentuk rumah tangga di Roma, mungkin mereka ingin menetap di sana seumur hidup. Namun mereka harus berpindah dari Roma ke  Korintus (Kis. 18: 2), kemudian harus berpindah lagi ke Efesus dan mungkin ke tempat lainnya. Akan tetapi di manapun mereka berada, mereka tetap setia melayani Tuhan.

3.       KELUARGA YANG MISIONER ADALAH KELUARGA YANG BERMITRA DENGAN ORANG LAIN

Dalam Roma 16: 3, Paulus menyebutkan Akwila dan Priskila sebagai teman sekerjanya. Mereka setia dalam memikul beban pelayanan Paulus, bahkan dalam Roma 16: 4, Akwila dan Priskila bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk mendukung pelayanan Paulus. Mereka juga menolong seorang Hamba Tuhan yang masih memiliki kekurangan pemahaman Teologis yaitu Apolos (Kis. 18: 24-26). Setelah itu Apolos dapat melayani dan menjadi berkat besar bagi orang-orang di Akhaya (Kis. 18: 27-28). Keluarga Akwila dan Priskila adalah keluarga yang membangun kemitraan dengan orang lain, baik Hamba Tuhan maupun jemaat Tuhan.

APLIKASI

1.       Keluarga Kristen haruslah menjadi keluarga yang misioner, berfokus kepada misi Tuhan. Ingatlah bahwa kita adalah utusan Tuhan. Keterlibatan dalam misi, harus terlebih dahulu memiliki kepastian pertobatan dan pembaruan rohani. Mengapa? Karena misi kita adalah misi yang bersifat rohani.
2.       Anggota keluarga, suami dan istri serta anak-anak harus menjadi satu tim pelayanan yang kompak, saling mendukung. Menghambat pasangan atau anak dalam pelayanan adalah dosa. Untuk melayani, jangan menunggu pensiun, atau menunggu sampai kaya raya. Tetapi mulailah sekarang dan dengan apa yang ada padamu.
3.       Melayani memiliki dimensi yang luas; pelayanan di gereja, di tempat bekerja, di rumah tempat tinggal. Seperti Akwila dan Priskila; mereka mendedikasikan jiwa, raga dan harta mereka bagi pekerjaan Tuhan. Mendukung Hamba Tuhan,  membuka rumahnya untuk berkumpul memuji Tuhan dan semuanya pasti mendatangkan berkat Tuhan.
4.       Keluarga yang misioner selalu mengingat perannya, di manapun berada dan apapun yang dilakukan semuanya untuk misi atau ujung-ujungnya misi, memenangkan jiwa (orang) agar percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan sasaran utamanya agar Tuhan dimuliakan.

Jadilah keluarga yang misioner! Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...