Selasa, 26 Januari 2016

Hidup menjadi serupa Kristus


2 KORINTUS 3: 18



Pendahuluan

Selama empat bulan berturut-turut, kita sudah mendengarkan firman Tuhan dengan tema-tema mingguan yang sistematis, sebagai penjabaran tema: “Berakar di dalam TUHAN”. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman Alkitab yang benar tentang Allah, manusia, Kristus dan Roh Kudus menjadi akar iman yang kuat, yang serta merta mendorong pertumbuhan orang percaya menuju kedewasaan di dalam Kristus. Memasuki kuartal kedua tahun ini, kita akan mendalami tema : “Bertumbuh di dalam TUHAN” yang akan dijabarkan dengan sub tema mingguan. Aspek pertumbuhan gereja sebagai murid Kristus tentu saja berpusat kepada Kristus yang adalah Guru Agung sekaligus sang Kepala Gereja. Oleh karena itu, penting memperhatikan bagaimana kita hidup, apakah semakin menyerupai Kristus atau tidak. Hidup Kristen yang bertumbuh adalah hidup yang semakin hari menjadi semakin serupa dengan Kristus. Bagaimana hidup menjadi serupa Kristus?



1. Aspek Teologis

Untuk menjadi serupa dengan Kristus, Allah sendiri sudah membenarkan bahkan menguduskan kita dan terus membaharui hidup kita. Dalam Roma 8:29 kita melihat bahwa keserupaan dengan gambar Kristus merupakan tujuan Allah memilih kita: “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara”.  Ibrani 1: 3 dengan jelas menyatakan bahwa Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Ingatlah bahwa manusia memang dicipta menurut gambar dan rupa Allah (Kej.1:26-27), namun dosa sudah merusak gambar itu. Allah menghendaki supaya manusia kembali kepada tujuan semula yaitu menjadi serupa dengan gambarNya. Dan untuk alasan itulah, Allah mengutus anakNya yang tunggal, Yesus Kristus yang adalah gambar Allah yang sempurna supaya orang percaya dibaharui melalui penebusanNya.

 Deskripsi yang jelas tentang aspek teologis keserupaan kita dengan Kristus ditemukan dalam 2 Korintus 3: 18, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak terselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar”. Paulus berkata, kita yang adalah umat Allah pada saat ini secara terus menerus mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan wajah yang tidak terselubung. Karena kita adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, bukan dengan tinta tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup (lihat 2 Kor.3:3), maka orang lain harus dapat melihat suatu kemuliaan Kristus ketika mereka melihat kita. Sementara kita terus menerus mencerminkan kemuliaan Tuhan, kita juga sedang ditransformasikan (diubah melalui proses metamorfosa) menjadi gambar yang menjadi serupa dengan Kristus. Transformasi ini dikerjakan di dalam diri kita oleh Tuhan, yang adalah juga Roh.



2. Aspek Praktis

 Aspek praktis menjadi serupa dengan Kristus berbicara tentang tanggung jawab orang-orang percaya. Orang yang sudah di dalam Kristus berupaya untuk menjadi serupa dengan Kristus dengan cara mengikuti teladan Kristus. Dengan kata lain, pembaruan ke dalam gambar Allah bukan hanya suatu hal yang bersifat indikatif, tetapi juga imperatif.  Itulah sebabnya Paulus berkata, “...tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar”, bahkan jika kita melihat prinsip hidup Paulus, kerinduannya yang tertinggi adalah supaya dia menjadi serupa dengan Kristus dalam kematianNya (lihat Fil.3:10c).

 Yesus sendiri memerintahkan kita untuk mengikuti teladanNya dan barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh.2: 6).  Berikut, kita akan melihat pertumbuhan menjadi serupa dengan dengan Kristus dalam beberapa hal:

- Memiliki pikiran dan perasaan seperti Kristus (Fil.2: 5-8, 4:8). Apa yang merupakan pikiran dan perasaan Kristus? Dalam Fil.4:8, Paulus merinci; semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Kristus datang “mengosongkan diriNya” taat sampai mati disalib, supaya manusi beroleh hidup. Yesus memikirkan manusia yang terhilang, Dia dapat merasakan keletihan manusia, karena itulah Dia berkata, “Marilah kepadaKu, kamu yang letih lesu dan berbeban berat”, yaitu kamu yang berdosa, maka Yesus akan memberi kelegaan atau ketenangan, shalom.



- Memiliki cara hidup atau karakter seperti Kristus (Ef. 4:17-32).  Rasul Paulus memberi penegasan, “Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap. Kamu yang sudah mengenal Kristus, kamu harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Segala sifat-sifat manusia lama, atau cara hidup yang lama, harus ditanggalkan, tetapi hiduplah sebagaimana Kristus hidup. Hidup dalam kasih mesra, kebenaran, kekudusan, perkataan yang benar, pekerjaan yang baik bahkan saling mengampuni, sebagaimana Kristus telah mengampuni kamu.



- Memiliki kesiapan untuk melayani, menderita bahkan menjadi korban (Yoh.13: 1-20). Dalam Yohanes 13, setelah Yesus membasuh kaki para murid, maka Yesus berkata, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Aku perbuat kepadamu (Yoh.13: 14-15). Yesus rela melayani dengan rendah hati, dan bukan hanya itu, Dia rela menderita bahkan menjadi korban untuk menghapus dosa dunia.





Penutup

Hidup menjadi seperti Kristus dan mengikuti teladanNya, adalah hal esensial bukan insidental. Bertumbuh serupa dengan Kristus merupakan proses seumur hidup, sama halnya dengan pengudusan progresif (pengudusan terus menerus) yang membawa kita kesempurnaan di dalam Kristus. Ingatlah baik-baik, bahwa ketika kita sudah menjadi milik Kristus, kita sudah dipisahkan dari dunia dan kita sudah dikhususkan bagi Dia. Supaya kita hidup mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak terselubung, dari hari kesehari makin serupa dengan Kristus, dalam kemuliaan yang semakin besar.  Soli Deo Gloria.


Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...