(LUKAS 17: 7-10)
Prinsip dasar
pelayanan
-
Melayani karena/sebagai hamba. Eved/doulos;
budak, pelayan, seseorang yang bekerja untuk tuan, terikat kepada tuan, milik
tuan. Orang percaya disebut hamba Kristus, karena sudah ditebus oleh Kristus
dengan darahNya yang mahal, sehingga kita menjadi milik Kristus.
-
Melayani sebagai panggilan/penugasan. Apa yang
ditugaskan oleh tuan itulah yang dikerjakan.
-
Melayani sebagai keharusan. Hamba harus
melayani, senang atau tidak senang, hakikat hamba adalah melayani, dan itu
bukan sebuah pilihan.
Sikap dalam
pelayanan
-
Siap sedia melayani, kapan dan dimana saja.
Melayani baik siang maupun malam. Melayani di ladang atau di rumah. Pelayanan
bersifat holistik, tidak ada dualisme antara bekerja di luar gereja dan di
dalam gereja. Namun harus diperhatikan bahwa aktivitas rohani harus diikuti
dengan relasi rohani secara pribadi dengan Tuhan. Kesiapan melayani ditandai
dengan mengikat pinggang, sehingga hamba bisa fokus kepada tugasnya.
-
Fokus kepada Tuhan bukan pada upah. Hamba tidak
punya hak menuntut balas jasa, tetapi harus berterimakasih karena sudah diberi
kepercayaan. Apapun yang dilakukan,
fokusnya hanya untuk menyenangkan Tuhan.
-
Rendah hati. Ungkapan “hamba yang tidak berguna”
menunjukkan sikap kerendahan hati, tidak pantas mendapat pujian. Jika aku bisa
melayani hanya karena anugerah Tuhan. Lakukanlah dengan rendah hati, supaya
Tuhan ditinggikan. Tuhan tidak pernah berhutang kepada kita, kitalah yang
berhutang. Pelayanan kita tidak pernah
menambah kesempurnaan Tuhan. Itulah sebabnya kita pantas berkata, aku adalah
hamba yang tidak berguna. Yesus sudah memberi teladan dalam melayani, bahkan
Yesus pernah membasuh kaki murid-muridNya.
Berkat yang
tersedia bagi pelayan
-
Secara rohani, ada kebahagiaan batin ketika kita
menyelesaikan tugas kita.
-
Secara jasmani, ada perlindungan bagi umatNya
dan kebutuhan jasmani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar