AKU BERKELUARGA UNTUK TUHAN (YOSUA 24: 14-15)
Yosua 24: 14-15 merupakan bagian dari khotbah Yosua yang
terakhir pada masa tuanya. Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel berkumpul
di Sikhem. Dia menyampaikan dorongan sekaligus tantangan bagi semua umat Tuhan
untuk tetap setia dan beribadah kepada Tuhan. Bagian ini penting, sebab Tuhan
menghendaki supaya umatNya hidup bagi Tuhan.
1. Berkeluarga merupakan penetapan Tuhan.
Setelah Tuhan menciptakan Adam, lalu Tuhan memberikan Hawa
sebagai pasangan hidupnya (bnd. Kej.2:18, 21-24). Pasangan suami istri tersebut
adalah laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa. Mereka merupakan pasangan yang
sepadan dan saling menolong. Aturan selanjutnya bahwa keluarga itu harus
menjadi keluarga yang mandiri, yang tidak bergantung pada orangtua (khususnya
secara lembaga), dan mereka menjadi satu ikatan yang tidak terpisahkan sampai
pada kematian. Mereka menjadi satu keluarga yang diberkati Tuhan. Keluarga
merupakan lembaga pertama yang Tuhan hadirkan. Jadi berkeluarga merupakan
kehendak Tuhan, asalkan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan.
2. Tujuan
berkeluarga di dalam Tuhan
Sejak awal penciptaan, Tuhan sudah memberi mandat kepada
manusia, baik mandat budaya maupun
mandat ilahi, yakni supaya manusia beranak cucu memenuhi bumi dan sekaligus
menjadi berkat bagi seisi dunia (bdk. Kej.1:28, Kej.12:3, Mat. 28:19-20). Sekalipun
manusia jatuh ke dalam dosa, tujuan itu tidak pernah di ubah. Allah memilih
Abraham untuk menjadi alat misi Tuhan dalam penggenapan tujuan Tuhan, terus
berlanjut hingga Israel menjadi satu bangsa di bawah kepemimpinan Musa dan
dilanjutkan oleh Yosua. Dalam Kitab Ulangan 6: 4-9, ada perintah yang harus
diteruskan kepada setiap generasi untuk mengajar tentang Tuhan yang Esa yang
sudah mengasihi umat-Nya dan karena itu umatNya juga harus mengasihi Tuhan.
Yosua memberi penegasan ulang dalam khotbahnya kepada umat Israel, supaya mereka
tidak melupakan Tuhan, melainkan mau hidup untuk Tuhan, mau beribadah serta
melayani Tuhan.
Ada beberapa prinsip penting, supaya setiap keluarga benar-benar hidup bagi Tuhan:
a. Takut akan Tuhan dan beribadah kepada
Tuhan (14). Takut akan Tuhan berarti menaruh hormat dan penghargaan
yang setinggi-tingginya hanya kepada Tuhan. Takut akan Tuhan, hendaklah diikuti
dengan ibadah atau pelayanan kepada Tuhan. Dalam menjalankan pelayanan haruslah
tetap mengingat bahwa kita adalah hamba. Jadi suka atau tidak suka, sebenarnya
tuntutan menjadi hamba, haruslah melayani dengan tulus ikhlas (hati yang
sungguh-sungguh) dan setia (secara terus menerus). Orang yang takut akan Tuhan,
akan menyingkirkan semua bentuk berhala yang lain, tidak berani menduakan
Tuhan.
b. Tetapkan pilihan untuk hidup bagi Tuhan
(15a). Umat Israel sering jatuh kepada penyembahan berhala, misalnya
dengan beribadah di seberang sungai Efrat atau kepada allah orang Amori.
Tindakan mereka mendukakan Tuhan. Keluaran 20:3 sudah menyatakan supaya mereka jangan
beribadah kepada allah lain. Oleh sebab itu, Yosua menantang setiap keluarga,
dalam ayat 15, supaya mereka menetapkan sebuah pilihan. Beribadah kepada TUHAN
atau kepada allah lain. Pilihan itu bersifat normatif dan present
continuous (sekarang). Yosua sendiri sudah memberikan teladan, sebagai
kepala keluarga ia bertindak untuk memimpin keluarganya untuk hidup bagi Tuhan.
Yosua tidak ragu akan pilihan itu, oleh karena dia sudah mengenal dan mengalami
Tuhan secara pribadi.
c. Terus berkomitmen untuk hidup bagi Tuhan
(15b). Yosua dan keluarganya
hidup bagi Tuhan, sampai masa tua atau seumur hidupnya. Dalam bagian
selanjutnya ayat 17 dan 25, bangsa Israel mengambil komitmen untuk beribadah
kepada Tuhan dan hal itu diikat dengan sebuah perjanjian di hadapan Tuhan.
Komitmen untuk beribadah kepada Tuhan seumur hidup mendatangkan berkat
penyertaan dan pemeliharaan Tuhan bagi kehidupan Yosua maupun bangsa Israel.
Kiranya Tuhan menolong kita, supaya keluarga kita benar-benar hidup untuk
Tuhan, beribadah/melayani Tuhan seumur hidup. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar