YESUS ADALAH POKOK
ANGGUR YANG BENAR
Yohanes 15: 1-8
Konteks perikop ini adalah ketika Yesus dengan
murid-muridNya mengadakan percakapan setelah mengadakan perjamuan malam bersama
yakni menjelang paskah. Bisa disebut ini
merupakan khotbah perpisahan Yesus dengan murid-muridNya. Oleh karena tidak
berapa lama kemudian Yesus akan ditangkap di Getsemani.
Secara keseluruhan
pasal 15 ini bicara tentang 4 hal: buah (1-8), kasih (9-17), kebencian
(18-25), Sang Penghibur (26-27). Ini adalah poin-poin penting yang murid-murid
harus tahu, supaya mereka tidak mundur dari pelayanan.
Secara khusus melalui Yoh.15:1-8, kita akan belajar beberapa
hal:
- Yesus Kristus adalah Pokok Anggur yang Benar.
- Murid Kristus atau Kita sebagai Ranting.
- Tujuan Tuhan memilih kita
Ad.1. Yesus Kristus
adalah Pokok Anggur yang Benar.
Yesus memulai dengan kalimat Akulah pokok anggur yang benar. Pernyataan
ini adalah pernyataan Ilahi (Ego Eimi). Bahwa Yesus adalah TUHAN. Pokok Anggur yang benar, menunjukkan
kesejatian. Tapi mengapa pokok anggur? Bukankah ada pohon
cemara yang besar di Libanon, ada pohon ara yang subur dan berbuah banyak dan
juga ada pohon Zaitun? Namun, Dia memakai analogi pokok anggur. Para
murid tentu mengenal dengan benar pohon anggur, karena pada masa itu, anggur
adalah komoditi yang sangat penting di Israel ataupun Palestina. Ternyata,
anggur merupakan symbol negara Israel. Dalam PLberkali-kali Israel digambarkan
sebagai kebun anggur . Pemazmur: Telah Kau ambil pohon anggur dari Mesir
(Maz.80:9), Yesaya: Sebab kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum
Israel (Yes.5:7). Yeremia: namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai
pokok anggur pilihan (Yer.2:21). Hosea: Israel adalah pohon anggur yang
riap tumbuhnya (Hos.10:1). Sayang sekali, karena Israel akhirnya berbau busuk
dan menjadi pohon anggur liar, seperti kata nabi Yeremia. Itulah gambaran
Israel. Yosephus seorang sejarawan
Yahudi berkata bahwa di atas pintu Bait
Allah, terdapat ukiran yang sangat indah berbentuk pokok anggur, yang dilapisi
emas, sebagai lambang Israel. Ukiran yang sangat bagus dan buah anggurnya besar-besar.
Betapa bangganya para murid melihat lambang tersebut. Lalu Yesus berkata:
Akulah pokok anggur yang benar, merupakan ucapan yang menggemparkan. Yesus
menghancurkan kepuasaan atau kebanggaan diri Israel. Yang tidak kalah pentingnya, Yesus memakai analogi pokok anggur adalah
merupakan contoh yang sederhana untuk menunjukkan kerendahan hatiNya. Kalau tanaman anggur disebut pohon, maka itu
adalah pohon yang paling tidak berbentuk. Pohon anggur akan menjalar atau
merambat sesuai dengan para-para yang dibuat pengusahanya. (ada yang
mengalegorikan hal ini; sebagaimana pokok anggur yang merambat, demikian juga
Yesus merambat sampai ke ujung-ujung bumi). Menarik sekali karena Yesus langsung
menyambung dengan kalimat, dan Bapakulah Pengusahanya. Yesus menunjuk relasinya
dengan Allah Bapa. Bapakulah yang membentuk Aku. Bahwa Ia tidak mempertahankan apa yang ada padaNya menjadi
kecongkakan, melainkan Dia menunjukkan ketaatanNya kepada Bapa sampai mati di
kayu Salib. Yesuslah teladan kita dalam hal ketaatan pada kehendak Bapa.
Ad.2. Murid Kristus/kita
adalah ranting-rantingnya.
Di ayat 5, Yesus menegaskan posisi
kita sebagai murid, hanyalah ranting. Ini merupakan gambaran Yesus dengan
GerejaNya. Ada 2 jenis ranting: Ranting yang tidak berbuah dan Ranting yang
berbuah. Ranting yang tidak berbuah,
akan dipotong, sedangkan ranting yang berbuah, dibersihkan supaya lebih banyak
berbuah. Apa rahasia berbuah? Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.Ini adalah perintah. Ada satu hubungan atau relasi melalui iman dan
pimpinan Roh Kudus yang tidak terpisahkan antara gereja dengan Tuhan. Kesatuan
dengan Kristus yang sifatnya kekal. Ada 7
kali kata TINGGAL (Remain ) dalam
perikop ini. Sebagai ranting, dia tidak
hidup dari dirinya sendiri, mesti ada sokongan dari akar dan pokok anggur. Poin
ini menunjuk bahwa manusia harus bergantung total pada Tuhan. Yesus berkata di
luar Aku (terpisah dari Yesus; set a part), kamu tidak bisa berbuat apa-apa
(Nothing). Keterpisahan dari Kristus, konsekuensinya pasti kehancuran atau
kebinasaan. Seorang penafsir berkata (Matthew Henry), ranting yang tidak
berbuah itu, hanya menempel dengan seutas benang pengakuan lahiriah saja, maka
sekalipun terlihat seperti ranting yang baik, mereka akan segera kering, dan
akan dipotong serta dibakar. Menjadi pengikut Kristus tidak bisa hanya secara
lahiriah, akan tetapi totalitas hidup kita. Ranting yang benar, adalah orang
yang memiliki iman yang sejati. Ia siap dibentuk atau menjalani proses, karena
kadang harus dipangkas, dibersihkan tapi tujuannya adalah supaya semakin
efektif dalam pelayanan. Justru kedekatan hubungan makin terasa waktu ada
pemangkasan. Ketika seseorang percaya
pada Yesus, tidak serta merta secara spontan, sifat-sifat kita, pola pikir
kita, keangkuhan, keegoisan kita hilang. Masih ada proses, itulah pentingnya
pengudusan progresif. Kita
membutuhkan relasi atau persekutuan
pribadi dengan Tuhan, kita perlu Firman yang
terus membersihkan kita, mengajar dan mendidik kita, kita perlu doa yang
sinkron dengan kehendak Tuhan (bnd. Ay.7). Yang terakhir ini merupakan hak
istimewa, kita diberi kesempatan untuk meminta kepada Tuhan. Inilah ciri hidup yang tinggal di dalam
Tuhan.
Ad.3. Tujuan Tuhan
memilih murid (kita).
Tuhan tidak asal memilih tanpa
tujuan. Ay.16 menyatakan bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan
buah. Menghasilkan buah, itulah yang Tuhan mau. Murid-murid diingatkan bahwa
Tuhanlah yang memilih, beda dengan tradisi rabi, dimana murid bisa pilih guru.
Buahmu itu tetap. Tujuan Tuhan adalah supaya murid-murid menjangkau orang-orang
sampai ke ujung bumi, supaya percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Ingatlah bahwa
tujuan utama penulisan Injil Yohanes adalah supaya orang percaya bahwa Yesus
adalah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
namaNya (20:31). Dalam perikop ini,
Yesus mengawali, Akulah pokok anggur yang benar dan mengakhiri dengan kamu
berbuah banyak. Tapi harus digaris bawahi, bahwa sebenarnya buah itu bukan produk
manusia tapi produknya Tuhan. Itu bukan buah ranting, tapi buah pokok
anggur. Perlu diperhatikan bahwa Tuhan
juga menghendaki buah yang banyak (ay.8). Ini bicara kuantitas, namun untuk
menghasilkan kuantitas, harus dimulai dari kualitas hidup kita bersama Kristus.
Quality first, and than Quantity. Gereja Tuhan harus memperhatikan kedua aspek
ini. Sehingga tidak terjadi ketimpangan. Tanda atau konfirmasi seorang murid
yang sejati, adalah menjalankan amanat guru dengan taat. Kemudian menghasilkan
buah yang kekal, dan di atas semuanya Bapa dipermuliakan. Inilah sasaran
ultimat kita sebagai orang yang percaya, yakni supaya melalui hidup kita Allah
dimuliakan. Tuhan berkata, si A ini benar-benar adalah muridKu. Terpujilah Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar