Selasa, 04 September 2012

MENJANGKAU YANG TERABAIKAN


MENJANGKAU YANG TERABAIKAN
                               

Amanat agung  merupakan tugas mulia. Sebuah priveledge, kepercayaan yang istimewa  yang diamanatkan oleh Tuhan Yesus Sang Kepala Gereja. Penugasan itu sangat jelas, sering  disebut the great commission  (amanat agung) bukan sebuah  great suggestion (saran agung) bagi gereja-Nya. Amanat agung sebuat “keharusan”, senang atau tidak senang, itu adalah perintah Tuhan, sedangkan “saran” boleh dilakukan boleh tidak. Tuhan Yesus berdoa: “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka” (Yoh.17:18).  Kemudian, Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku …” (Mat.28: 18-20).

Siapakah yang terabaikan itu?

Berdasarkan Matius 28: 19, bahwa sasaran utama dari amanat agung adalah menjadikan semua bangsa murid Kristus. Perhatian gereja mesti diarahkan kepada proyek yang besar ini, yakni “menjadikan murid”. Murid yang berasal dari semua bangsa (ethne) atau semua suku-suku bangsa yang ada di dunia ini. Menurut penelitian, ternyata masih terdapat kurang lebih 6.900 suku yang masih terabaikan (Sumber: Buku Materi Kairos Course). Suatu jumlah yang masih signifikan. Mereka berada di belahan dunia ini yang terserak di berbagai benua dan pulau-pulau. Mereka yang terabaikan berada di berbagai Negara-negara yang tertutup bagi Injil. Sebagian besar suku-suku terabaikan juga merupakan kelompok-kelompok yang paling miskin dan tertindas di dunia. Tidak sedikit dari mereka merupakan korban perbudakan, peperangan, bencana alam, kelaparan karena perekonomian yang buruk, juga korban PHK dari berbagai perusahaan. Kelompok terabaikan bukan saja mereka yang berada di daerah pedalaman yang sulit akses informasi dan komunikasi, namun juga banyak yang berada di kota-kota besar pengaruh urbanisasi. Banyak penduduk yang berbondong-bondong ke kota besar dengan harapan mendapat hidup yang lebih baik, tetapi realitanya banyak di antara mereka akhirnya menjadi komunitas yang terisolasi, jauh dari jangkauan kemakmuran. Pemerintah menggusur mereka dengan alasan penertiban tata kota, para pejabat dan orang-orang kaya melewati sambil menutup hidung, namun yang tidak kalah ironis, gereja juga sering lewat sambil menutup mata. Mereka sungguh terabaikan. Masihkah ada harapan bagi mereka?

Siapa yang mau menjangkau ?

Siapa yang terbeban, siapa yang mau pergi menjalankan misi Tuhan? Berkaitan dengan pemberitaan Injil, seringkali banyak orang berpikir bahwa itu adalah tugas misionaris, penginjil dan pendeta. Mungkinkah kita menutup mata hati kita dan berkata, ku ingin tetap di sini menikmati baitMu. Banyak orang yang sulit meninggalkan zona kenyamannya. Memang Tuhan memang mengundang jemaat untuk datang kepadaNya, tetapi Tuhan juga menantang jemaat untuk pergi bagi Dia, demi kemuliaanNya. Ingatlah bahwa hati Yesus ada pada orang-orang yang terhilang atau orang yang tak terjangkau. Bagaimana dengan anda, peran apa yang anda akan lakukan?

Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...