Minggu, 22 Juli 2012

Hamba Tuhan adalah Panggilan Mulia

Hamba Tuhan adalah Panggilan Mulia
Amos 7: 10-15


1.    Hamba Tuhan adalah Pemberita Firman Tuhan.
Menjadi Hamba Tuhan adalah sebuah panggilan mulia. Amos juga menjadi Hamba Tuhan karena panggilan bukan kebetulan. Dia seorang gembala ternak dan petani/pemungut buah ara hutan. Jadi dia dipanggil bukan Karena pengangguran, tapi karena Tuhan mau memakai dia secara khusus memberitakan Firman Tuhan. Seorang nabi yang bertugas menyuarakan kebenaran yang disebut sebagai penyambung lidah Allah. Amos berasal dari Tekoa, sebuah desa di selatan Yerusalem. Tapi dia diutus ke utara atau ke Israel, pada masa pemerintahan Yerobeam. Tugasnya Jelas yaitu menyampaikan bahwa Tuhan itu Adil dan benar. Sedangkan bangsa-bangsa di sekeliling Israel dan termasuk Israel itu berdosa. Dosa Israel berkaitan dengan ketidak adilan, ketidaksusilaan bahkan Ibadah mereka yang palsu. Karena itu mereka akan dihukum jikalau tidak segera bertobat. Amos dengan tegas berkata, bahwa jikalau  Israel tidak bertobat maka mereka akan dihukum, mulai dari Pimpinannya yakni Raja Yerobeam sampai semua rakyatnya. Firman Tuhan berfungsi untuk menegur, namun mereka tidak mau mendengar teguran yang sudah disampaikan dalam pasal 2, 3.  Lalu Tuhan berfirman melalui penglihatan, sebanyak lima kali. Salah satu penglihatan adalah ‘tali sipat’ yaitu tali pengukur (7-9). Sering dipakai untuk penimbang/pengukur satu tembok bangunan sudah lurus atau belum. Tali sipat menggambarkan kebenaran dan keadilan. Ternyata sudah banyak menyimpang dari kebenaran. Mereka sudah tidak lurus di hadapan Tuhan. Ibadah mereka tidak benar, mereka menyembah berhala dan  mereka berlaku tidak adil dalam masyarakat. Amos berkata bahwa Tuhan adalah hakim yang adil, Dia adalah Allah yang kudus yang tidak kompromi dengan dosa. Jangan mengira bahwa Allah hanya berlaku sebagai gembala yang baik, tetapi  juga bisa seperti Singa yang mengaum  (1:2, 3:8). Oleh karena itu lebih baik bertobat, sebelum Tuhan menghukum. Jadi Amos menyatakan kesalahan mereka dan menyerukan pertobatan supaya Tuhan mengampuni mereka.

2.    Konsekuensi  Pemberitaan Kebenaran.
Ada dua konsekuensi logis dari pemberitaan Firman Tuhan. Secara positif, bagi orang yang percaya akan mendatangkan sukacita, damai sejahtera dan meneguhkan iman. Namun secara negatif, bagi orang yang menolak atau yang tidak percaya, akan mendatangkan kebencian, perlawanan bahkan sampai peperangan. Ketika Amos sang Nabi memberitakan kebenaran, ada reaksi keras yang menolak nubuatan Amos. 1). Amos difitnah oleh Amazia (“sesama hamba Tuhan). Raja diprovokasi dengan menyatakan bahwa Amos itu oposisi (10-11). 2). Menyebut dia “pelihat”, melecehkan dia sebagai nabi bayaran. 3). Mengusir Amos (12). 4). Merendahkan Amos berkaitan dengan makan-minum (nompang hidup?). 5). Melarang pemberitaan Firman (13). Amos mendapat tekanan. Dia direndahkan, tidak didengar apalagi dipercaya. Mereka bukan saja menolak ajarannya, tapi juga menolak orangnya. Memang ada kecenderungan, kalau kita bisa menerima orang lain, kemungkinan besar kita bisa menerima apa yang disampaikan. Jadi tantangannya berat. Dunia memang tidak suka kebenaran. Itu sebabnya Yesus pernah berkata dunia akan membenci kamu. Tapi apa respon Amos? Tetap rendah hati (14-15), dan dengan pasti berkata, Tuhanlah yang memanggil saya dan memakai saya menjadi hambaNya. Tuhanlah yang membela hambaNya yang benar. Lalu apa yang terjadi pada Amazia, Yerobeam dan Israel, mereka mendapat penghukuman Allah, merekalah yang diusir dari Israel bahkan dibuang ke Asyur karena ketidak taatan mereka pada Tuhan.

Aplikasi
1.    Hamba Tuhan adalah wakil Allah untuk menyatakan FirmanNya. Seperti Amos, ia yakin akan panggilan Tuhan. Kita semua juga dipanggil untuk menyuarakan kebenaran. Ingatlah bahwa kita semua adalah hamba-hambaNya. Tidak pernah Tuhan memanggil dan tidak menyertai. Manusia bisa merendahkan, tapi Tuhan terus memberi kekuatan dan penghiburan. Ada banyak kisah hamba Tuhan yang direndahkan, dihina, tetapi justru pada saat yang sama Tuhan memakai dia sebagai berkat bagi banyak orang. Jadi jangan takut dan jangan ragu memberitakan kebenaran.
2.    Peristiwa Amos juga bisa menjadi tipologi bagi Yesus. Yesus juga datang menjadi hamba yang dihina oleh dunia, tidak diperhitungkan. Tetapi justru karena itulah Dia ditinggikan atas segala sesuatu. Ketaatan kepada Bapa membuat Dia dipermuliakan. Jadi penghinaan, penderitaan karena memberitakan kebenaran, bagi hamba Tuhan adalah kasih karunia. Akan tetapi bagi mereka yang menolak Firman Tuhan, akan ada penghukuman. Bukan saja penghukuman sementara, seperti pembuangan, tetapi penghukuman kekal bagi mereka yang tidak pernah bertobat. Yang tidak bertobat akan mendapat hukuman berat, tapi bagi yang taat pasti akan mendapat selamat. Amos berkata: Carilah Tuhan maka kamu akan hidup.
Marilah kita menjadi penerus-penerus Amos yang setia memberitakan kebenaran dan tetap rendah hati dalam pelayanan sehingga Tuhan tetap dimuliakan. Amin.

Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...