Hamba Tuhan adalah Panggilan Mulia
Amos 7: 10-15
1. Hamba
Tuhan adalah Pemberita Firman Tuhan.
Menjadi
Hamba Tuhan adalah sebuah panggilan mulia. Amos juga menjadi Hamba Tuhan karena
panggilan bukan kebetulan. Dia seorang gembala ternak dan petani/pemungut buah
ara hutan. Jadi dia dipanggil bukan Karena pengangguran, tapi karena Tuhan mau
memakai dia secara khusus memberitakan Firman Tuhan. Seorang nabi yang bertugas
menyuarakan kebenaran yang disebut sebagai penyambung lidah Allah. Amos berasal
dari Tekoa, sebuah desa di selatan Yerusalem. Tapi dia diutus ke utara atau ke
Israel, pada masa pemerintahan Yerobeam. Tugasnya Jelas yaitu menyampaikan
bahwa Tuhan itu Adil dan benar. Sedangkan bangsa-bangsa di sekeliling Israel
dan termasuk Israel itu berdosa. Dosa Israel berkaitan dengan ketidak adilan,
ketidaksusilaan bahkan Ibadah mereka yang palsu. Karena itu mereka akan dihukum
jikalau tidak segera bertobat. Amos dengan tegas berkata, bahwa jikalau Israel tidak bertobat maka mereka akan
dihukum, mulai dari Pimpinannya yakni Raja Yerobeam sampai semua rakyatnya.
Firman Tuhan berfungsi untuk menegur, namun mereka tidak mau mendengar teguran
yang sudah disampaikan dalam pasal 2, 3. Lalu Tuhan berfirman melalui penglihatan,
sebanyak lima kali. Salah satu penglihatan adalah ‘tali sipat’ yaitu tali pengukur (7-9). Sering dipakai untuk penimbang/pengukur
satu tembok bangunan sudah lurus atau belum. Tali sipat menggambarkan kebenaran
dan keadilan. Ternyata sudah banyak menyimpang dari kebenaran. Mereka sudah
tidak lurus di hadapan Tuhan. Ibadah mereka tidak benar, mereka menyembah
berhala dan mereka berlaku tidak adil
dalam masyarakat. Amos berkata bahwa Tuhan adalah hakim yang adil, Dia adalah
Allah yang kudus yang tidak kompromi dengan dosa. Jangan mengira bahwa Allah
hanya berlaku sebagai gembala yang baik, tetapi
juga bisa seperti Singa yang mengaum
(1:2, 3:8). Oleh karena itu lebih baik bertobat, sebelum Tuhan
menghukum. Jadi Amos menyatakan kesalahan mereka dan menyerukan pertobatan
supaya Tuhan mengampuni mereka.
2. Konsekuensi Pemberitaan Kebenaran.
Ada dua
konsekuensi logis dari pemberitaan Firman Tuhan. Secara positif, bagi orang
yang percaya akan mendatangkan sukacita, damai sejahtera dan meneguhkan iman. Namun
secara negatif, bagi orang yang menolak atau yang tidak percaya, akan mendatangkan
kebencian, perlawanan bahkan sampai peperangan. Ketika Amos sang Nabi
memberitakan kebenaran, ada reaksi keras yang menolak nubuatan Amos. 1). Amos
difitnah oleh Amazia (“sesama hamba Tuhan). Raja diprovokasi dengan menyatakan
bahwa Amos itu oposisi (10-11). 2). Menyebut dia “pelihat”, melecehkan dia
sebagai nabi bayaran. 3). Mengusir Amos (12). 4). Merendahkan Amos berkaitan
dengan makan-minum (nompang hidup?). 5). Melarang pemberitaan Firman (13). Amos
mendapat tekanan. Dia direndahkan, tidak didengar apalagi dipercaya. Mereka
bukan saja menolak ajarannya, tapi juga menolak orangnya. Memang ada kecenderungan,
kalau kita bisa menerima orang lain, kemungkinan besar kita bisa menerima apa
yang disampaikan. Jadi tantangannya berat. Dunia memang tidak suka kebenaran.
Itu sebabnya Yesus pernah berkata dunia akan membenci kamu. Tapi apa respon
Amos? Tetap rendah hati (14-15), dan dengan pasti berkata, Tuhanlah yang
memanggil saya dan memakai saya menjadi hambaNya. Tuhanlah yang membela
hambaNya yang benar. Lalu apa yang terjadi pada Amazia, Yerobeam dan Israel,
mereka mendapat penghukuman Allah, merekalah yang diusir dari Israel bahkan
dibuang ke Asyur karena ketidak taatan mereka pada Tuhan.
Aplikasi
1.
Hamba
Tuhan adalah wakil Allah untuk menyatakan FirmanNya. Seperti Amos, ia yakin
akan panggilan Tuhan. Kita semua juga dipanggil untuk menyuarakan kebenaran. Ingatlah
bahwa kita semua adalah hamba-hambaNya. Tidak pernah Tuhan memanggil dan tidak
menyertai. Manusia bisa merendahkan, tapi Tuhan terus memberi kekuatan dan
penghiburan. Ada banyak kisah hamba Tuhan yang direndahkan, dihina, tetapi
justru pada saat yang sama Tuhan memakai dia sebagai berkat bagi banyak orang. Jadi
jangan takut dan jangan ragu memberitakan kebenaran.
2.
Peristiwa
Amos juga bisa menjadi tipologi bagi Yesus. Yesus juga datang menjadi hamba
yang dihina oleh dunia, tidak diperhitungkan. Tetapi justru karena itulah Dia
ditinggikan atas segala sesuatu. Ketaatan kepada Bapa membuat Dia
dipermuliakan. Jadi penghinaan, penderitaan karena memberitakan kebenaran, bagi
hamba Tuhan adalah kasih karunia. Akan
tetapi bagi mereka yang menolak Firman Tuhan, akan ada penghukuman. Bukan saja penghukuman sementara, seperti pembuangan,
tetapi penghukuman kekal bagi mereka yang tidak pernah bertobat. Yang tidak
bertobat akan mendapat hukuman berat, tapi bagi yang taat pasti akan mendapat
selamat. Amos berkata: Carilah Tuhan maka kamu akan hidup.
Marilah
kita menjadi penerus-penerus Amos yang setia memberitakan kebenaran dan tetap
rendah hati dalam pelayanan sehingga Tuhan tetap dimuliakan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar