Sabtu, 08 Agustus 2009

WHO AM I?

WHO AM I?


Siapakah saya? Pertanyaan sederhana, tetapi jawabannya membutuhkan pemikiran yang dalam. Ini adalah pertanyaan berkaitan dengan identitas/nama diri. Tetapi pertanyaan apakah saya/apakah manusia, jauh lebih penting karena menyatakan posisi saya di hadapan Tuhan.


Manusia Ciptaan Allah (Creation)

Pertama-tama kita harus mengingat bahwa manusia diciptakan berbeda dengan ciptaan lain:

- Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah, menjadi klimaks dari penciptaan (Kej.1:26-27).

- Manusia diberikan kekekalan (kej.2:7, Pengk. 3:11).

- Manusia diberikan mahkota kemuliaan (Mazmur 8)

- Manusia diberi kuasa mengatur (to rule over ciptaan lain), berarti manusia berada di atas ciptaan lainnya).

- Manusia diberikan rasio, emosi, kehendak dan juga hati nurani.

Manusia sebagai gambar dan rupa Allah memiliki kemampuan khusus atau istimewa yang di anugrahkan Tuhan:

  1. Sebagai Representasi/Duta Allah di bumi. Untuk memperkenalkan Allah sebagai pencipta yang agung.
  2. Sebagai Reflektor untuk memancarkan kemuliaan Allah. Manusia tidak memiliki kemuliaan sendiri.
  3. Sebagai wadah penerima anugrah dan kebenaran Allah.
  4. Sebagai pribadi yang menjalankan kehendak Allah. Seperti Kristus yang menjalankan kehendak Allah. Untuk itu perlu total obedience, dari awal hingga akhir.


Manusia telah jatuh ke dalam dosa (The Fall)

Akan tetapi Alkitab menyatakan manusia jatuh ke dalam dosa, oleh karena ketidaktaan pada perintah Allah. Maka semua fungsi yang mestinya dijalankan, menjadi gagal.

Dalam kondisi yang demikian manusia disebut mengalami kerusakan total dan mengalami juga ketidakmampuan total. Hanya anugrah Allahlah yang memungkinkan manusia ditemukan kembali, bisa hidup dan bangkit kembali dari keterpurukan. Maka dengan demikian manusia dengan segala upayanya tidak akan pernah bisa mencapai Allah yang sempurna. Penghalangnya adalah DOSA. Paulus di dalam surat Roma 3, juga menyatakan bahwa semua manusia adalah orang berdosa. Semua manusia sama dalam keberdosaan. Adakah orang Yahudi lebih baik? Atau orang Yunani lebih bobrok? Semua ada dibawah kuasa dosa (ayat 9). Maka jangan ada sombong, merasa diri lebih baik dari orang lain. Apa itu Dosa? Dosa adalah:

  1. Pelanggaran Hukum.
  2. Pergeseran Posisi.
  3. Penyalah gunaan kebebasan.
  4. Kerusakan relasi.
  5. Hamartia, tidak kena sasaran.

Manusia sudah mengalami keterhilangan akibat dosa:

  1. Hilang identitas secara universal.
  2. Hilang martabat kerohanian, moral dan nilai-nilai.
  3. Hilang keselamatan kekal.
  4. Hilang kekekalan tujuan/arah.


Manusia mengalami Penebusan (Redemption)

Oleh karena manusia telah mengalami keterhilangan, maka tidak mungkin manusia dapat mengenal diri dengan baik, apalagi mencapai kepuasan diri. Tidak mungkin. Manusia berusaha menilai diri berdasarkan: Status, Etnis, Skills, Harta, Kuasa, Intelektual, Gelar, performance, teknologi dll, tetapi manusia tidak pernah puas akan hal itu. Manusia selalu mengalami ketidak puasan, ada satu kekosongan didalam diri, yaitu unsur kekekalan. Mengapa? Karena yang rohani tidak bisa diisi dengan materi. Manusia terus berusaha mengenal diri, melalui psikologi dll. Akan tetapi manusia tidak akan pernah mengerti siapa dirinya tanpa mengenal Allah yang sejati. Pertanyaan yang muncul: Who are you? And What are you? (posisi). Hal ini bisa terjawab jika seseorang sudah mengenal penciptanya. Jadi nilai hidup manusia hanya didapat dari Tuhan. Akan tetapi bagaimana kita dapat mengalaminya? Hanya dengan proses kelahiran kembali atau pertobatan. Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat.

Penilaian diri/self estimate itu begitu penting. We act, say by self estimate. Ada standar penilaian yang sah. Jika tidak hidup kita akan berantakan, hancur tanpa bijaksana. Kita akan menjadi pemimpin. Apa itu pemimpin? Pemimpin menjadi pengaruh dalam gereja, sejarah. Tapi pertanyaan, hidupmu berpengaruh sifat kekekalan berapa besar? Yohanes pembaptis punya karakter yang luar biasa. Ketika popularitasnya meningkat, dia berkata, biar aku semakin kecil, tapi Tuhan semakin besar (Yoh.3:30). Tuhan mau supaya kita dapat menilai diri dengan tepat. Saya hidup untuk apa? Ingat Westminster Confession: Tujuan utama hidup manusia adalah memuliakan Tuhan dan mengalaminya. Tuhan mencipta kita ada gunanya. Tapi untuk apa, kepada siapa? Agar penilaian diri kita tepat sesuai standar maka beberapa hal perlu kita perhatikan:

Menggali diri, kita memiliki potensi dan kreasi yang telah Tuhan karuniakan. Menggali diri untuk apa:

  1. menemukan diri (selft discovery) – melihat apa yang Tuhan sudah tanam dalam dirinya.
  2. penghargaan diri (self resfect). Orang bisa menghargai diri, setelah menemukan potensi diri.
  3. pengertian diri (self understanding). Tahu kelebihan dan kekurangan.
  4. Keyakinan diri (self confidence). Berkaitan dengan kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu.
  5. Pertanggungjawaban diri (self responsilibity). Orang matang jiwanya bisa dilihat dari dua hal: 1). Tidak egois 2). Penuh tanggung jawab.
  6. Pengembangan diri (self development). Ini sering juga disebut self actualization (aktualisasi diri), yaitu adanya kekuatan dan kerinduan untuk terus menerus mengembangkan potensi dalam dirinya. Potensi diri ditentukan oleh: sifat kekekalan, sifat penerimaan yang hamper tidak terbatas, sifat mengembangkan diri yang hampir tidak bisa diukur dan sifat mempengaruhi oknum yang lain yang juga hampir tidak terbatas.

Dasar penilaian diri:

- semua janji Tuhan. General menjadi pribadi.

- Gifts (talenta/karunia) (bnd. Rom.12:3, 2 Kor.10:12)

- Menilai diri dari kegagalan, keberhasilan dan pengalaman.

- Belajar dari semua karakter tokoh-tokoh di Alkitab.

Menilai diri, jangan lebih: over confident = superioritas, akibatnya:

Sombong, menghina orang, mencuri kemuliaan Tuhan.

Jika menilai diri kurang, low confident = imperioritas, akibatnya:

Iri hati, menghina diri, bersungut-sungut.

Jangan mau ditipu atau dibius oleh keberhasilan, satisfy,lalu jatuh. Kalau berhasil: muliakan Tuhan dan bagikan kepada orang lain.

Juga jangan takut pada kegagalan. Waktu gagal ingat:

- banyak orang hebat pernah gagal. Jangan putus asa. Kalau patah hati, jangan gila, tapi lagi.

- Waktu gagal jangan mau ditipu Iblis untuk bertindak lebih destruktif. Tapi berpikir konstruktif, apa yang dapat saya pelajari dari kegagalan ini.

- Jangan mau sekongkol dengan orang yang pernah gagal.


Manusia dalam proses menuju kesempurnaan (Consumation)

Pada akhirnya, kita harus kembali kepada konsep Gambar dan Rupa Allah. Kita diciptakan untuk tujuan yang mulia. Kita dapat mengenal diri, apabila kita mengenal Allah Pencipta kita. Bagaimana kita mengenal Allah? Harus melalui pertobatan, kembali kepada Allah dengan percaya dan menerima Kristus sebagai penebus dan penyelamat kita yang berdosa.

Ingatlah!

  1. Manusia pernah dicipta dengan potensi yang tertinggi.
  2. Manusia pernah jatuh ke posisi yang paling melarat dan binasa.
  3. Manusia pernah diberi penebusan oleh Kristus Yesus.
  4. Manusia akan dikuduskan dan disempurnakan untuk selama-lamanya.

Hidup kita hanya sementara, jadi mari kita menghargai anugerah Tuhan, kepercayaan yang Tuhan berikan untuk berkarya bagi kemuliaannya. Kita merelakan diri kita untuk diproses atau dibentuk sesuai dengan kehendaknya. Mari kita berlari menuju kepada Tuhan untuk memenuhi panggilan surgawi.

Biarlah kebenaran ini membawa kita kepada pengenalan Allah yang sejati, sehingga kita dapat mengenal dan menilai diri secara tepat berdasarkan standar Firman.

Soli Deo Gloria…

Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...