Kejadian 1 : 28; 2 : 15
Pada minggu-minggu sebelumnya kita sudah membahas
tema-tema yang sangat penting berkaitan dengan keluarga. Bahwa keluarga adalah
rancangan Allah Tritunggal, Dia merancang demikian sempurna, mempersatukan,
memberkati, memberikan shalom (damai
sejahtera) sehingga keluarga tetap berada dalam kebahagiaan karena pimpinan
Tuhan. Akan tetapi Allah membentuk keluarga bukan hanya untuk menikmati segala
berkat Tuhan, melainkan juga harus bekerja bagi Tuhan, mengikuti perintah
Tuhan. Tuhan memberi mandat kepada manusia bukan hanya menguasai bumi, tetapi
juga mengusahai bumi agar tetap terpelihara dengan baik. Berkaitan dengan hal
ini, kita akan merenungkan Firman Tuhan di bawah tema : “Keluarga sebagai Penatalayan”
dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.
PENGERTIAN
PENATALAYANAN MENURUT ALKITAB
Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta
segala isinya. Setelah segala sesuatu sudah tersedia, lalu Allah menjadikan
manusia menurut gambarNya, laki-laki dan perempuan (Kej. 1: 26-27). Kemudian
Allah memberkati mereka menjadi sebuah keluarga. Allah berfirman atau memberi
perintah agar beranak cucu dan bertambah banyak: memenuhi bumi dan menaklukkan
bumi; berkuasa atas seluruh ciptaan lain (lihat Kej. 1: 28). Tuhan Allah
menempatkan manusia itu dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara
taman itu (Kej. 2: 15). Jadi Tuhan mencipta manusia dan memberi tugas
kepercayaan untuk menjadi penatalayan (stewardship).
Penatalayanan (stewardship) berarti pekerjaan menata dan melayani.
Kata “berkuasalah” dala Kej. 1: 28 (Ibr. Radah)
berarti to rule over atau mengatur. Juga kata “mengusahakan” (Ibr. Abodah/ to dress; to serve), (KJV. to
work it; to serve) dan kata “memelihara” (Ibr. Samar/ to keep; to tend) (KJV. to take care of it, to protect; quarding). Itulah tugas
penatalayan yang diperintahkan oleh Tuhan. Manusia harus bekerja bukan karena
konsekuensi langsung dari dosa, tetapi sejak awal Tuhan menghendaki manusia
bekerja atau melayani. Sebagai contoh lainnya di Perjanjian Lama, kita tentu
mengingat Yusuf yang diberi kepercayaan sebagai pengatur segala harta milik dan
urusan rumahtangga tuannya (Kej. 39: 1-6). Demikian juga dalam Perjanjian Baru, Yesus banyak pengajaran
tentang penatalayanan, seperti dalam perumpamaan talenta (Mat. 25: 12-30).
Hamba diberi kepercayaan untuk menjalankan harta milik tuannya. Istilah yang
dipakai dalam bahasa Yunani adalah Oikonomos yang berarti penatalayan,
pengurus atau pengelola rumah Allah (1 Ptr. 4: 10).
2.
PRINSIP-PRINSIP
PENATALAYANAN.
Ada beberap prinsip yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan penatalayanan, yakni:
a)
Allah
adalah pemilik segala sesuatu termasuk pemilik hidup kita (Everything belongs to God) (bnd. Kel.
19: 5) dan manusia hanyalah pengelola/pengatur
segala sesuatu yang dipercayakan Allah. Dan selalu harus diingat bahwa Allah
bukan saja pemilik melainkan pencipta segala sesuatu.
b)
Allah memberi kuasa kepada manusia, tetapi bukan
sebagai raja atau bos, melainkan sebagai hamba/pekerja yang melayani. Setiap
kita hanyalah penatalayan (Every
Christian is a steward) (bnd. Matius
25:14-15).
c)
Allah
menempatkan manusia di bumi (Taman Eden),
sebagai penghuni dan tinggal di sana. Boleh menikmati hasil yang ada, memanfaatkan tetapi bukan untuk “menghabisi”
buah atau hasil taman (Every
Christian must to take care of his environment) Manusia harus memelihara “taman” itu bukan
mengeksploitasi sampai rusak.
3.
SIKAP
KITA SEBAGAI PENATALAYAN
Penatalayanan cakupannya luas, mencakup seluruh bidang dalam hidup ini,
mulai dari dalam diri sendiri sampai ke luar dari diri kita. Ada penatalayanan
waktu, bakat, rohani, kepemimpinan, harta milik, keluarga bahkan lingkungan dan
seluruh bumi ini. Penatalayanan bersifat global. Setiap kita dituntut untuk menjadi seorang penatalayan yang baik, setia dan
bertanggung jawab. Mother Theresa pernah berkata bahwa meskipun perbuatan
baiknya hanya sebagian kecil bagi masyarakat India, tapi itu seperti satu tetes
air yang jatuh di samudera luas yang pasti menimbulkan riak dan gelombang
kecil. Demikian juga dengan perbuatan kita sebagai warga dunia dan surga pasti
membawa dampak. Alkitab menegaskan bahwa orang Kristen memiliki dua
kewarganegaraan. Pertama, warga negara
di dunia (Rom. 13); kedua, warga
negara surgawi (Fil. 3:20). Sebagai warga dunia, orang Kristen harus menjadi
warga negara yang baik di mana mereka tinggal. Setiap orang Kristen memiliki
tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dalam partisipasi membangun
lingkungan hidup dengan cara :
a) Bertanggung jawab sebagai penatalayan lingkungan
hidup. Tujuan Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah
ialah supaya menusia memerintah dan berkuasa atas alam semesta. Ketika Dia mendelegasikan otoritas-Nya kepada
manusia, Dia mau kita bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan makhluk
hidup lainnya yang ada di bumi. Kita tidak boleh cuek, tidak peduli dan
sia-siakan perintah-Nya. Kita berusaha meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar kita, ada “rasa memiliki” sehingga kita menjaga kebersihan,
keindahan, kerapian, kesejukan lingkungan
rumah, gereja, tempat kerja. Misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya,
menanam kembang atau tanaman hijau (program go green), tidak merusak lingkungan,
tetapi justru turut merawat supaya tetap indah dan rapi.
b) Mendoakan lingkungan khususnya pemerintah
dan kota dimana kita tinggal. Mendoakan pemerintah dan kota kita adalah
salah satu peran yang harus kita lakukan untuk membangun lingkungan hidup kita.
Adam dan Hawa diciptakan Tuhan dan diberi tanggung jawab memelihara lingkungan
hidup. Tetapi tatkala mereka lengah dan tidak berjaga-jaga, datanglah si iblis
menggoda dan menjatuhkan mereka dalam dosa. Itu sebabnya kita harus mendoakan
para pemimpin bangsa kita karena itu perintah Tuhan (Yer. 29:7; 1 Tim.2:1-2).
c)
Peka
dan berjaga-jaga di lingkungan di manapun kita berada. Dunia di mana
kita tinggal sudah tercemar oleh dosa. Maraknya isu dan aksi yang meresahkan
dan merusak ketentraman lingkungan patut kita waspadai. Ada ancaman teror
secara membabi buta, ada gerakan seperti Gafatar dan yang lainnya yang merusak
ideologi bahkan ada aksi dunia nyata maupun dunia maya yang merusak moral
generasi muda seperti LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) yang lagi
marak di twitter dan Face Book dan lain-lainnya. Tuhan tidak hanya
memerintahkan manusia beranak cucu dan memenuhi bumi, tetapi juga menatalayan
atau memelihara lingkungan keluarga agar tetap takut akan Tuhan dan memuliakan
Tuhan.
Sasaran
amanat Allah
yang besar ini adalah seluruh umat manusia dan dunia. Yesus adalah teladan
orang Kristen dalam menatalayani sebab la datang untuk melayani, bukan untuk
dilayani (Mark. 10: 45). Melayani manusia agar kembali kepada Tuhan. Kelak
Tuhan meminta setiap orang Kristen mempertanggungjawabkan
seluruh penatalayanannya berkaitan dengan waktunya, hartanya, kemampuannya,
kerohaniannya, lingkungannya dan lainnya. "Demikianlah setiap orang di
antara kita akan memberi pertanggunganjawab tentang dirinya sendiri kepada
Allah" (Rom. 14:12). Oleh sebab itu, mari kita melakukan tugas kita
dengan rasa syukur dan motivasi kasih agar Tuhan dimuliakan dan kehadiran kita
menjadi berkat di manapun kita berada.
Soli Deo Gloria!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar