Rabu, 18 Januari 2012

KETIDAKTERBATASAN TUHAN


KETIDAKTERBATASAN TUHAN YANG BAIK
MAZMUR 139: 1-24

Pendahuluan
Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak terbatas. Tuhan tidak ada batasnya dan juga bahwa kita tidak dapat membatasi Dia. Dengan demikian, Tuhan bebas dari batasan-batasan yang diberikan oleh manusia. Alkitab menyatakan bahwa Allah itu roh, Dia kekal, maka sebagai ciptaan yang terbatas, kita tidak dapat memahami sepenuhnya tentang Allah. Namun demikian, kita sudah menerima penyataan (revelation) tertulis yang dapat menuntun kita kepada pengenalan akan Tuhan yang tidak terbatas, yakni Alkitab yang adalah Firman Allah.
Berkaitan dengan Tuhan yang tidak terbatas (Ketidakterbatasan Tuhan), mari kita belajar dari Mazmur 139, ada 3 hal yang menjadi penekanan penting, yakni:

1.    Pengetahuan Tuhan yang tidak terbatas atau Kemahatahuan Tuhan  (OMNISCIENCE)
Daud si pemazmur memulai Mazmur 139 dengan sebuah pengakuan atau credo, bahwa Tuhan itu mengetahui semuanya (ay 4). Dalam istilah Latin sering disebut dengan Omniscience, yang berarti bahwa Tuhan mengetahui semua hal. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang Ia tidak tahu, termasuk apa yang akan manusia pikirkan dan katakan (ay. 1-4). Ada banyak bukti Alkitab berkaitan dengan kemahatahuan Allah; Penulis Amsal mengatakan bahwa mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik (Ams.15:3). Yesus mengatakan bahwa tidak ada seeokor burung pipitpun yang akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa (Mat. 10:29), dan bahkan rambut di kepala kita pun juga terhitung oleh Tuhan (Mat.10:30). Lebih lanjut penulis Kitab Ibrani menegaskan bahwa, ‘tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya…segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibr.4:13).  Kita juga perlu mengetahui bahwa Tuhan selalu bertindak dengan bijaksana sesuai dengan natur kebaikanNya. Allah mahatahu, Ia tidak hanya mengetahui apa yang terbaik bagiku, namun dalam kebaikan hatiNya, Ia juga menghendaki apa yang terbaik bagiku. Pemazmur berkata bahwa segala perbuatan Allah dilaksanakan dengan penuh kebijaksanaan (Mzm. 104: 24).  Ketika kita bertindak, kadang-kadang kita bertindak tidak bijaksana karena kita tidak mengetahui semua fakta.  Di kemudian harilah baru kita ketahui bahwa ternyata tindakan kita itu ceroboh.  Pandangan manusia bisa dan sering keliru bahkan ada yang menyesatkan. Itu menunjukkan bahwa pengetahuan kita terbatas. Otak manusia sangat terbatas, sehingga sekalipun sudah menjadi professor doctor, tetap tidak mampu memahami pikiran Tuhan secara tuntas. Saudara, Daud menyadari keterbatasan dirinya, sehingga dia berkata terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya (ay.6).  Paulus juga berkata dalam Roma 11: 33, “O alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya”. Tetapi sungguhpun keputusan Tuhan tak terselidiki, hal itu tidak boleh menimbulkan keputusasaan bagi kita yang percaya, sebab Tuhan sanggup memberikan kita hikmat dan pengetahuan sesuai kehendakNya. Contohnya,  Daniel diberikan kepintaran 10 kali lebih dari teman-teman yang lain. Terlebih bagi kita yang sudah di dalam Kristus, Ia akan memimpin kita  ke dalam seluruh kebenaran, itu adalah janji Tuhan (Yoh.16:3). Keterbatasan pengetahuan kita, membuat kita senantiasa sadar dan rendah hati, pakailah ilmu padi, makin berisi makin merunduk.

2.    Kehadiran Tuhan yang tidak terbatas atau Kemahahadiran Tuhan (OMNIPRESENCE)
Alkitab menyaksikan bahwa Tuhan tidak terbatas kehadiranNya, dalam bahasa Latin disebut Omnipresence yang berarti tidak ada sesuatu yang bisa membatasi kehadiran Allah, kapan saja dan di mana saja. Omnipresence berkaitan dengan kebesaran Allah yang tak terhingga. Pemazmur berkata, “kemana aku dapat pergi menjauhi rohMu, kemana aku dapat lari dari hadapanMu. Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana, jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun engkau (ay.8). Itu berarti bahwa kehadiran Tuhan tidak bisa dibatasi oleh ruang atau tempat dan waktu. Allah tidak tunduk pada batas-batas ruang, Dia tidak hadir hanya di satu tempat atau di satu lokasi tertentu. Paulus berkata, Allah tidak tinggal di dalam kuil buatan manusia, karena Dia adalah Tuhan atas langit dan bumi; Dialah yang menciptakan dunia dan segala isinya (Kis.17: 24-25). Tempat tidak bisa mengurung Allah. Waktu juga tidak mempengaruhi Allah. Allah sudah ada sebelum ada waktu. Sehingga kita tidak perlu bertanya, berapa umur Allah? Itu pertanyaan yang tidak tepat. Daud mengakui kebesaran Allah, kemahahadiranNya di segala tempat dan di segala waktu dan lebih jauh Yesus meneruskan konsep ini ketika memberikan Amanat Agung, supaya muridNya bersaksi di mana-mana bahkan sampai ke ujung bumi dan Dia akan menyertai mereka sampai ke akhir zaman (Mat.28:19-20). Dengan demikian, Yesus sedang menunjukkan bahwa Dia tidak dibatasi oleh ruang atau oleh waktu.  Berbeda dengan dewa-dewa sembahan bangsa-bangsa lain, yang dahulu ada, sekarang sudah tidak ada.  Elia pernah mengejek musuhnya ketika Baal tidak menjawab, Panggillah lebih keras, mungkin ia merenung, atau lagi sibuk, mungkin Baal sedang bepergian atau tertidur (bnd. 1 Raj. 18:27) . Namun Tuhan kita adalah Tuhan yang kekal yang melampaui ruang atau tempat dan waktu.  Implikasinya bahwa penyembahan kita kepada Tuhan bisa kapan dan di mana saja, dan kita tidak bisa bersembunyi dari Allah. Dari pada bersembunyi, lebih baik datang kepada Tuhan dan berkata, Tuhan ini aku, baharuilah aku, pimpinlah di setiap waktu dan disetiap tempat, di rumah, di kantor, di pelayanan dan di mana saja, untuk melakukan amanatMu. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa beribadah kepada Tuhan tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapanNya seumur hidup kita (bnd. Luk.1: 74-75), seperti nyanyian pujian Zakharia.

3.    Kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas atau Kemahakuasaan Tuhan (OMNIPOTENCE)

Akhirnya, ketidakterbatasan Tuhan dapat dilihat dari kemahakuasaanNya, yang disebut sebagai omnipotence.  Artinya bahwa Tuhan berkuasa  atau mampu melakukan segala sesuatu yang merupakan tujuan yang pantas dari kekuasaanNya. Alkitab menyatakan bahwa salah satu nama sebutan bagi Tuhan adalah El Shaddai (Kej.17:1).  Dia adalah Allah yang mahakuasa. Kemahakuasaan Tuhan nyata di dalam Alkitab mulai dari penciptaan, pemeliharaan terhadap ciptaanNya, bahkan melakukan perkara-perkara ajaib yang mustahil bagi manusia. Tuhan berfirman: adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan? (Kej.18:14). Meskipun Sara dinyatakan mandul, tapi akhirnya Tuhan menggenapi janjiNya melalui Sara.  Masih banyak contoh di Alkitab tentang kemaha kuasaan Tuhan, Ia juga berkuasa mengendalikan sejarah, musim-musim, bahkan yang lebih spesifik manusia yang berdosa,  bisa diampuni, yang keras bisa diubahkan oleh Tuhan yang maha kuasa itu. Allah itu berkuasa untuk melakukan apa yang dikehendakiNya.  Rasul Paulus menegaskan bahwa Yesus yang adalah Tuhan memiliki kuasa di surga, bumi bahkan di bawah bumi (Fil.2:9-10). Pemazmur mengakui kemahakuasaan Tuhan. Tuhan berkuasa menuntun kita (ay. 10). Kita memiliki fisik yang terbatas karena itu kita membutuhkan kekuatan Tuhan. Kita memiliki finansial yang terbatas melakukan misiNya, tapi kita memiliki Tuhan yang berkuasa mencukupkan apa yang kita perlukan. Kita lemah dan terbatas dalam banyak hal, namun kita bersyukur memiliki Tuhan yang baik yang tidak terbatas pengetahuanNya, kehadiranNya dan kuasaNya.

Penutup
Sebagaimana Daud sang pemazmur mengakui ketidak terbatasan Allah, mari kita juga mengaku dan percaya bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup yang tidak terbatas. Pengakuan akan ketidakterbatasan Allah, membawa kita kepada kesadaran diri yang terbatas, karena itu harus bergantung kepada Tuhan. Bagi kita orang percaya, tidak ada pilihan lain yang terbaik, selain dari pada bersyukur, berserah dan taat seumur hidup kepada Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...