Minggu, 09 Agustus 2009

PERSFEKTIF REFORMED TENTANG PENDIDIKAN

ANTITESIS DALAM PENDIDIKAN

Prinsip hidup orang percaya berlawanan total dengan prinsip hidup orang yang tidak percaya. Hal ini terjadi juga dalam dunia pendidikan sama seperti dalam gereja. Antitesis terjadi di seluruh bidang pendidikan. Pertama, terjadi dalam filsafat pendidikan, kedua, antitesis muncul dalam aspek materi yang disampaikan, yakni kurikulum. Terakhir antitesis muncul ketika kita memikirkan sang anak atau anak muda yang akan dididik.


Antitesis dalam Filsafat Pendidikan

Pikiran Non Kristen tentang Allah: Allah yang bersifat impersonalistik. Jadi Allah bukan satu pribadi yang bersifat absolut, tetapi Allah yang terbatas. Seluruh program pendidikan yang dibangun di atas dasar pemahaman impersonal pasti berlawanan total dengan program pendidikan yang dibangun di atas dasar yang personal. Pendidikan non Kristen dapat dikatakan sebagai pendidikan tanpa Allah dan pendidikan yang bersifat humanistik. Sedangkan pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berpusat kepada Allah

Pikiran non Kristen tentang misteri: dari sudut pandang pengetahuan, filsafat pendidikan modern manusia harus mengandalkan potensinya sendiri. Realitas pada dasarnya bersifat irrasional, sehingga yang muncul hanya ketidakpastian dan ketakutan. Dalam hal ini teori pendidikan modern telah kehilangan arah sama sekali. Sebaliknya, kita dapat langsung melihat bahwa hanya konsep pendidikan Kristen yang benar-benar dapat disebut konsep pendidikan yang fungsional. Di dalamnya ada pengetahuan dan keyakinan.


Antitesis dalam Kurikulum

Pendidikan non Kristen menyusun kurikulum pengajaran tanpa referensi kepada Allah. Kurikulum berhubungan dengan fakta ruang dan fakta waktu, tetapi tanpa relasi dengan Allah, pengajaran demikian hanyalah suatu abstraksi atau merupakan fakta yang kosong. Pendidikan Kristen mendasarkan pengajaran dengan referensi kepada Allah. Dasar bagi keharusan sekolah Kristen berada pada keyakinan bahwa, tidak ada fakta yang dapat diketahui kecuali diketahui dalam relasinya dengan Allah. Ketika membicarakan kurikulum kita harus menekankan poin terpenting bahwa setiap fakta ruang waktu harus ditempatkan di hadapan pribadi Allah yang mutlak karena kita merasa bahwa, jika hal ini dipahami dengan jelas maka semua masalah lain dapat di atasi dalam terang pemahaman ini.


Antitesis mengenai Anak

Pandangan non Kristen menganggap anak sebagai pribadi yang terbatas ditempatkan di tengah atmosfer impersonal yang absolute. Klaim Kristen adalah bahwa pribadi yang terbatas tidak dapat berkembang kecuali di tempatkan di hadapan pribadi yang mutlak.Impersonalisme dalam filsafat pendidikan non Kristen mereduksi semua antitesis menjadi tidak ada dan mereduksi alam semesta menjadi alam semesta netral, di mana tidak ada yang akan terjadi. Seorang guru Kristen mengenal dirinya, mengetahui subjek yang diajarkan dan mengenal anak didiknya. Ia memiliki keyakinan penuh tentang buah pekerjaannya. Ia berjerih lelah untuk menghasilkan buah-buah yang kekal.


MENJADI REFORMED DALAM SIKAP KITA TERHADAP SEKOLAH KRISTEN


Perspektif Reformed tentang Pendidikan

Bila kita benar-benar reformed, kita harus berkata bahwa kehendak Allah harus menjadi penentu sikap kita terhadap sekolah Kristen, dan bahwa kehendakNya dinyatakan kepada kita dalam wahyu umumNya, tetapi lebih lagi dalam wahyu khususNya.


- Pendidikan dan Orang tua. Orang tua adalah yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. Alkitab jelas menyatakan agar orang tua mendidik anak-anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef.6:4).

- Karakter religius dari Pendidikan. Firman Tuhan juga menunjukkan secara eksplisit bahwa pendidikan yang harus diberikan orang tua kepada anak-anaknya pada dasarnya harus bersifat religius (bnd. Kej. 18:19, Ams.22:6).

- Natur sejati dari Anak dan Pendidikan. Manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah, dengan demikian, orang tua Kristen mempunyai alasan untuk menganggap anak-anaknya sebagai pembawa gambar Allah.

- Kesatuan Pendidikan. Kita selalu diingatkan akan fakta bahwa manusia yang seutuhnyalah yang dapat berpikir, berpersepsi, berkeinginan dan memiliki kehendak. Dengan demikian pendidikan anak seharusnya dianggap sebagai satu kesatuan proses. Orang Kristen Reformed, yang percaya bahwa anak adalah pembawa gambar Allah, secara alami akan menganggap bahwa semua kebenaran paling mendasar tidak boleh diabaikan dalam semua bagian pendidikannya, terutama dalam pendidikan di sekolah.


Ulasan saya:

Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan setiap manusia. Gagalnya pendidikan juga merupakan kegagalan kehidupan dan masa depan. Profesor Louis Berkhof dan Profesor Cornelius Van Til, mencoba menyadarkan kita bahwa pendidikan Kristen bersifat antitesis terhadap pendidikan sekuler. Bukan hanya secara konseptual pendidikan ini bertolak belakang atau bersifat antitesis, tetapi itu berdampak sampai pada aplikasi pendidikan.

Jika pendidikan Kristen berbasiskan kebenaran firman Tuhan, maka pendidikan sekuler dibangun di atas pendekatan ateistik. Akibatnya, terjadi perbedaan konsep yang mutlak berbeda.

Antitesis pendidikan sekuler dan Pendidikan Kristen, yakni perbedaan asas/dasar, tujuan, arah serta standard pendidikan.

Dasar pendidikan dunia/sekuler adalah kekayaan atau materi, intelektual dan kebahagiaan dunia. Akibatnya menjadi materialistis atau orientasi duniawi. Pendidikan dunia sekuler sering kali berorientasi pada uang (profit oriented). Sedangkan dasar pendidikan Kristen adalah Allah sendiri. Dasar pendidikan Kristen adalah menggenapkan rencana Allah dalam kehidupan. Akibatnya menjadi berpusat pada Allah serta memiliki ketaatan spiritual.

Tujuan pendidikan non Kristen lebih mengarah ke perdagangan, materialistik dan bersifat kompetitif, akibatnya sering manipulatif dan sekuler. Sedangkan pendidikan Kristen bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan talenta yang Tuhan beri. Orientasinya kepada pribadi dan didasari oleh cinta kasih.

Pendidikan non Kristen mengarahkan anak untuk memenuhi tuntutan materi dan industri, sebagai akibatnya kelak menjadi budak dunia kerja atau budak industri. Orang-orang hanya memikirkan pekerjaan yang menghasilkan materi tanpa menyadari bahwa sebenarnya dia sudah diperalat atau diperbudak oleh pekerjaannya. Pendidikan Kristen mengarahkan anak untuk mengerti panggilan Tuhan atas dirinya, akibatnya menjadi manusia yang taat pada pimpinan Tuhan. Pekerjaan merupakan panggilan Tuhan dalam dirinya, sehingga melalui pekerjaannya dapat menjalankan mandat budaya.

Standard pendidikan non Kristen lebih melihat kepentingan dan tuntutan zaman, lokal dan kondisi tertentu, akibatnya anak kehilangan kebenaran dan acuan moral yang mutlak. Sedangkan standard pendidikan Kristen adalah agar anak hidup sesuai dengan karakter Allah sehingga bisa menjalankan kehendakNya. Sebagai akibatnya, anak akan berjuang mengerti kebenaran dan taat pada kekudusan Allah, serta melakukan sesuatu yang memuliakan Allah.


Pdt. Andi Silalahi

Soli Deo Gloria.

Tidak ada komentar:

Perjalanan Orang Percaya

EFESUS 5 : 1-18 Hidup adalah sebuah perjalanan. Biasanya ibu-ibu senang kalau sudah ngomong tentang jalan-jalan. Pertanyaannya, d...